Bandung, Giwangkara – Calon Wali Kota Bandung nomor urut 2 di Pilkada 2024, Haru Suandharu, memiliki visi yang ambisius untuk menjadikan Bandung sebagai kota kreatif dunia.
Dalam sebuah sesi bincang-bincang yang hangat di Basa Basi Podcast, Haru mengungkapkan bahwa ia dan calon wakilnya, R. Dhani Wirianata, berkomitmen untuk menciptakan Bandung yang maju, agamis, sejahtera, dan berkelanjutan, sejalan dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Haru, yang juga menjabat sebagai Ketua DPW PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Jawa Barat, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman bagi masyarakat.
“Kita ingin Bandung menjadi kota yang bersih, jalan-jalan lancar, dan UMKM-nya maju,” ujarnya.
Visi ini mencerminkan keinginannya untuk membangun infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, terutama melalui sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurut Haru, UMKM memegang peranan penting dalam pengembangan kreativitas di kota ini.
“UMKM sebagai pondasi buat Kota Bandung. Kan yang melakukan kegiatan kreatifitas itu UMKM. Makanya pemerintah harus berdiri, harus bisa hadir membersamai mereka,” tegasnya.
Dia juga berpendapat bahwa keberadaan UMKM yang kuat tidak hanya akan mendukung ekonomi lokal, tetapi juga akan menginspirasi inovasi dan kreativitas yang akan mengangkat citra Bandung di tingkat global.
Dalam pandangannya, keberhasilan suatu kota tidak hanya diukur dari infrastruktur fisik, tetapi juga dari seberapa baik pemerintah dapat mendukung masyarakatnya, terutama para pelaku UMKM.
Haru mengajak semua pihak untuk bersinergi demi menciptakan Bandung yang lebih baik.
Ia percaya bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha dapat menciptakan ekosistem yang positif bagi perkembangan kreativitas di kota ini.
Dalam konteks ini, Haru juga menyinggung tentang pentingnya program-program yang mendukung para pelaku UMKM, seperti pelatihan, akses ke pembiayaan, dan pemasaran yang lebih efektif.
Ia ingin memastikan bahwa semua potensi yang ada di Bandung dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat.
Dari pernyataan Haru, terlihat jelas bahwa visi mentornya untuk Bandung adalah menciptakan kota yang tidak hanya bersih dan teratur, tetapi juga ramah bagi pelaku bisnis kecil.
Ia sangat optimis bahwa dengan kerja keras dan dukungan semua elemen, visi tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Semangat Haru dan Dhani untuk menjadikan Bandung sebagai kota kreatif dunia diharapkan dapat menggugah partisipasi masyarakat dalam mewujudkan cita-cita bersama.
Dengan berfokus pada kebersihan, kelancaran transportasi, dan pemberdayaan UMKM, mereka berkomitmen untuk membawa perubahan positif bagi Kota Bandung, menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi seluruh warganya.
Wujudkan Kota Bandung Bebas Sampah
Untuk mewujudkan kota Bandung jadi kota yang bersih, Haru berjanji akan mengupayakan kota Bandung menuju kota bebas sampah.
Salah satu strategi menuju hal itu, kata Haru, dirinya akan memperluas kawasan bebas sampah.
Saat ini tercatat, 20% (persen) atau sebanyak 383 dari 1500-an RW di Kota Bandung sudah bebas sampah.
“Nanti akan kita tambah jumlahnya. Artinya campur tangan pemerintah harus lebih kuat lagi. Kita perkuat lagi bantuannya, fasilitasnya. Mungkin nanti ada studi tiru dari satu RW ke RW yang sudah sukses, supaya kawasan bebas sampah bertambah,” ungkapnya.
“Ini kunci. Kuncinya itu bukan sampah ditumpuk di tingkat kota lalu dibawa ke TPS Sarimukti lagi. Tapi bagaimana rw bisa berperan bersama masyarakat dengan bantuan pemerintah, swasta juga kita ajak kolaborasi, peran dari media, perguruan tinggi juga, pokoknya pentahelix,” jelasnya.
Sementara, untuk mewujudkan kota Bandung lancar jalannya (tidak macet), Haru menyebut transportasi publik jadi cara yang paling tepat mengatasi kemacetan.
Ini dibutuhkan pemahaman bersama bahwa sudah saatnya kita bergeser penggunaan transportasi publik.
Namun untuk menuju hal itu harus dilakukan sosialisasi, perlu transisi, perlu pelibatan semua pihak.
“Ini harus disepakati bersama. Jangan sampai ini mau-maunya kita aja. Hanya satu dua orang, gak boleh,” katanya.
Mengatasi kemacetan bukan hanya sekedar berpikir menambah jalan, itu tidak akan pernah bisa menyelesaikan.
Namun dirinya menyadari, membangun dan menyediakan transportasi publik yang terintegrasi diperlukan bantuan dari pemerintah provinsi hingga pusat.
Selain bantuan pemerintah provinsi dan pusat, kata Haru, bisa juga pelibatan dari pihak swasta melalui investasi.
Sumber : giwangkara.com
Leave a comment