Sebagai Kota Metropolitan sekaligus Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung menjadi tujuan favorit urbanisasi baik dari pedesaan di dalam provinsi maupun dari luar Jawa Barat.
Hal ini menjadi permasalahan serius yang harus di sikapi oleh pemerintah yang akan datang terlebih saat ini Pemilihan Kepala Daerah (Walikota) akan dilakukan.
Pasalnya tingginya urbanisasi yang dilakukan masyarakat dari berbagai daerah ke kota besar seperti Bandung, akan berdampak besar tidak hanya bagi ketersediaannya lapangan pekerjaan, namun juga akan berimplikasi ganda ke sektor lainnya, seperti Kesehatan, Pendidikan, hunian yang layak, hingga tingkat kriminalitasnya.
Seperti diutarakan Dasep (50), Warga Asli Kelurahan Sekeloa Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Ia menceritakan, Ketika awal tahun 2000-an, Dasep yang pada saat itu berusia 26 tahun merasakan kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan kondisi bandung hari ini.
Mencari pekerjaan yang lebih mudah, mengakses fasilitas Kesehatan yang tidak begitu antre, hingga kepadatan arus lalulintas yang tidak sepadat hari ini, menjadi hal hal yang sangat membekas baginya.
“Kalau dulu Ketika 2000-an cari kerja itu kerasa lebih gampang, misal kita kerja sekarang, gak betah nih keluar terus nyari nyari yang baru 3-4 mingguan udah bisa kerja, pas kita berobat pun sama, kalau dulu pake askes antrean pasti ada, cuman gak sampai yang harus ditahan berjam jam di IGD beda kalau sekarang, belum lagi di jalan, dulu jalan macet itu ketebak jamnya, pasti di kisaran jam 6-8 sama jam 4 sore sampai jam 6, itupun macetnya bukan macet total, masih relatif jalan, kalau sekarang kayaknya hampir setiap saat bisa macet deh, apalagi kalau udah ketemu weekend sama libur panjang, malah kalau sekarang sampe ke jalan jalan tikus juga macet,” kata Dasep, Senin (19/8/2024).
Iapun merasakan, setiap tahunnya kepadatan di Kota Bandung terus meningkat. “Sekarang juga rasanya Aktifitas di Bandung bahkan orang yang tinggal di Bandung itu makin padet, dulu di 2000 an daerah padat penduduk memang udah ada, tapi gak menjamur seperti saat ini, ini yang jadi tugas berat,” jelasnya.
Hal itupun dibenarkan Ketua DPW PKS Jawa Barat, Sekaligus Tokoh Masyarakat di Kota Bandung, Haru Suandharu.
Menurutnya, saat ini masyarakat yang tinggal di Kota Besar seperti Kota Bandung sangat dihantui berbagai persoalan, mulai dari sulitnya mencari lapangan Pekerjaan, mahalnya harga kebutuhan pokok, kemacetan, hingga sulitnya mengakses pelayanan kesehatan.
“Hampir dari lembaga survei mengatakan sulit pencari lapangan pekerjaan hampir semua lembaga survei mengatakan harga sembako tinggi masalah pendidikan PPDB masalah kesehatan orang miskin gak boleh sakit, Ini masalah yang nyata jadi kita ini gak ngarang ya,” jelasnya.
Sehingga dijelaskan Kang Haru, Penderitaan rakyat yang saat ini di hadapi merupakan Pekerjaan Rumah bagi pemimpin pemimpin yang saat ini tengah memperebutkan kursi nomor 1 dan 2 di Kota Bandung.
“Penderitaan rakyat itu nyata dan itu bukan komoditas itu pekerjaan besar itu PR dan Kota Bandung Butuh Harapan Baru untuk masyarakat,” katanya.
Iapun meminta kepada Walikota Terpilih nanti untuk serius membenahi Kota Bandung, Agar Kota Bandung, tidak hanya indah sebatas di Media Sosial, namun Indah dalam keseharian nyatanya juga.
“Artinya siapa pun yang terpilih nanti harus berkomitmen kalau tidak bisa menyelesaikan ya meringankan beban rakyat kalau tidak kita punya Malasah besar tidak di dunia di akhirat juga. Kita kembali dalam permasalahan besar jadi saya kira siapa pun ya saya tidak ngomong dari partai politik mana tidak ngomong dari independent, tidak ngomong siapa calon walikota hari ini ya, itu yang susah,” pungkasnya.
Sumber : jabarnews.com
Leave a comment