Empat paslon saling beradu gagasan mengenai masalah sampah di Kota Bandung. Berbagai program pun disampaikan supaya masalah tersebut bisa ditanggulangi secara maksimal.
Paslon Dandan-Arif misalnya, menawarkan supaya optimalisasi personel Gober ditingkatkan hingga ke RW. Selama ini menurut mereka, Gober di Kota Bandung hanya difungsikan di tingkatan kelurahan.
“Kita akan menempatkan Gober di tingkat RW yang saat ini Gober hanya ada 15 di kelurahan dan itu tidak meng-cover. Kita akan tempatkan di RW supaya Gober fokus di satu rw, membersihkan saluran air, gorong-gorong, membuat resapan air untuk menanggulangi banjir,” katanya.
Sementara di mata paslon Farhan-Erwin, masalah banjir bisa ditangani salah satunya dengan membentuk BPBD. Institusi ini nantinya tak hanya menanggulangi bencana di Kota Bandung, tapi juga meningkatkan budaya tanggap darurat bencana di lingkungan masyarakat.
“Itu sebabnya kita harus membangun konsep kelembagaan, kita berdirikan BPBD, membangun berdaya pertangguhan dan budaya tanggap bencana, termasuk kebakaran,” ucap Farhan.
Sementara Arfi-Yena, menggagas penanaman 2,5 juta pohon per tahun di Kota Bandung. Selain itu, Arfi-Yena juga berencana membangun kolam retensi, hingga penataan drainase di perkotaan.
“Banjir selalu jadi persoalan utama pada setiap musim hujan di kota bandung. Tentu kita harus Memperbanyak pohon, Arfi-Yena berkomitmen untuk menanam 2,5 juta pohon per tahun. Kita akan buatkan Kolam retensi, supaya drainase perkotaan ditata dengan baik, saluran yg ada sedimen nya kita juga bersihkan,” ungkap Arfi.
Menanggapi gagasan seluruh paslon, Haru-Dhani mengatakan bahwa konsep kolam retensi, normalisasi sungai dan sistem drainase hingga sumur resapan menjadi salah satu solusi untuk menangani banjir. Selain itu menurutnya, restorasi lahan dan penghijauan kembali ekosistem menjadi salah satu cara untuk menangani masalah tersebut.
“Kemudian Tentu saja Edukasi masyarakat agar lebih cinta lingkungan dan membuang sampah dan mengolah sampah,” pungkasnya.
Debat Perdana Pillkada Kota Bandung 2024 ini digelar KPU di Sudirman Grand Ballroom, Kota Bandung, Jawa Barat. Diikuti oleh empat pasang calon wali kota dan calon wakil wali kota, yakni Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya (nomor urut 1), Haru Suandharu-Dhani Wirianata (nomor urut 2), Muhammad Farhan-Erwin (nomor urut 3), dan Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma’soem (nomor urut 4).
Sekadar diketahui, pasangan Dandan-Arif diusung PDIP dan Partai Demokrat, pasangan Haru-Dhani diusung PKS dan Gerindra, pasangan Farhan-Erwin diusung Partai NasDem, PKB, Partai Gelora dan Partai Buruh sementara pasangan Arfi-Yena diusung Partai Golkar, PSI, PAN, Hanura dan Partai Garuda.
Dimulai pukul 20.30 WIB, debat publik Pilkada Kota Bandung 2024 dilaksanakan selama 120 menit. Tema debat perdana Pilwalkot Bandung 2024 yakni ‘Tantangan Masa Depan Kota Bandung Mengintegrasikan Inovasi Tata Kelola Pemerintahan, Keberlanjutan Lingkungan, dan Tata Ruang yang Efisien’. KPU Kota Bandung mengangkat tiga isu debat, yaitu ‘Tata Kelola Pemerintahan dan Inovasi Kebijakan’, ‘Keberlanjutan dan Kelestarian Lingkungan’ serta ‘Infrastruktur dan Tata Ruang’.
Sementara sub tema dari debat perdana meliputi ‘Kemacetan dan Interkonektivitas’, ‘Penanganan Sampah’, ‘Penanganan dan Mitigasi Bencana yang Komprehensif’, ‘Tata Ruang’ serta ‘Reformasi Birokrasi’.
Masing-masing paslon diperbolehkan membawa 62 orang untuk masuk ke area debat publik. Sisanya boleh menyaksikan proses debat Pilwalkot Bandung 2024 di luar area melalui layar besar yang disediakan
Sumber : detik.com
Leave a comment