Calon Wali Kota Bandung nomor urut 2, Haru Suandharu mendapati adanya perbedaan permasalahan, yang kerap dialami para orangtua dengan anak-anak muda, sebagai pelaku langsung dalam dunia pendidikan.
Berbeda dengan para orangtua, Haru menyebut, anak-anak muda saat ini justru lebih banyak mengeluhkan kesehatan mental alias mental health.
“Saat bertemu orangtua, keluhan yang sering didengar berkaitan masalah zonasi, PPDB, dan biaya pendidikan. Ketika saya berbicara langsung dengan anak-anak muda, mereka lebih banyak mengungkapkan persoalan mental health,” kata Haru usai acara Buka Suara di Bandung, Jumat (8/11/2024).
Menurutnya, ada kesenjangan pandangan antara generasi muda dan orangtua dalam memahami tantangan saat ini. Ia menyebut, perlu adanya upaya untuk mempertemukan “gap” yang terjadi di berbagai lapisan, mulai dari orangtua, guru, struktur pemerintahan, hingga masyarakat luas.
“Masalah pendidikan sangat kompleks dan membutuhkan solusi yang terintegrasi. Penting bagi kita untuk mencari titik temu di antara perbedaan-perbedaan ini, karena semuanya berkaitan erat dengan kualitas pendidikan dan kesejahteraan anak-anak kita,” tambahnya.
Haru menekankan masalah pendidikan dan kesehatan mental tidak sepenuhnya dapat diselesaikan pemerintah kota. Oleh karena itu, ia melihat kolaborasi lintas sektor sebagai kunci menciptakan kebijakan lebih komprehensif.
Disinggung mengenai perlunya kurikulum lokal untuk mengatasi masalah seperti perundungan (bullying), Haru menyatakan, pendekatan yang lebih komprehensif harus melibatkan dukungan dari keluarga di rumah.
Meski memilik Kesinukan, Haru meyakini para orangtua pasti akan memberikan prioritas kepada pendidikan dan kesejahteraan anak-anak mereka.
“Di sini pentingnya adanya koordinasi antara semua pihak yang terlibat dalam pendidikan anak-anak. Beberapa hal perlu disepakati bersama sehingga kebijakan ke depan bisa lebih terarah dan memberikan dampak positif bagi anak-anak kita,” kata Haru.
Sumber : rri.co.id
Leave a comment