Mewujudkan ‘Bandung Kota Kreatif Dunia’ merupakan keniscayaan yang bisa diwujudkan jika pemerintahnya berkomitmen dalam mengembangkan potensi kesenian dan kebudayaan yang ada di Kota Bandung.
Hal itupun di benarkan Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Unisba Bandung, Weishaguna.
Menurutnya kesenian dan kebudayaan yang ada di Kota Bandung, merupakan potensi besar yang kurang teroptimalkan oleh pemeritah.
Hanya saja ada sejumlah permasalahan yang menyebabkan kurang berkembangnya sektor kebudayaan di Bandung.
Weishaguna menjelaskan, Pertama adalah terkait managemen dari pelaku seni dan budaya yang perlu dibenahi.
Berikutnya terkait kemasan budaya yang memang butuh dipoles agar lebih menarik lagi bagi masyarakat.
“Lalu sarana pertunjukan dan pengasahan yang kurang,”ungkapnya. Kamis (24/10/2024)
Weishaguna melanjutkan, pihaknya tidak menampik bahwa sudah terdapat beberapa ruang publik di Kota Bandung yang bisa digunakan untuk pentas budaya. Misalnya saja di Kota Bandung wilayah timur ada Alun – Alun Ujungberung ataupun Ruang Publik Pasirkunci.
“Tapi kan juga belum diintegrasikan dan kurang perhatian pemerintah sehingga ya fungsinya hanya segitu segitu saja tidak bisa teroptimalkan dengan baik,” cetusnya.
Menurut Weishaguna, yang butuh dilakukan pemerintah daerah dalam upaya pengembangan budaya di Kota Bandung saat ini adalah dukungan untuk sarana pengasahan atau pelatihan di tingkat wilayah. Bahkan jika perlu sampai tingkat RW.
Itu dinilai akan banyak memacu budaya – budaya di Kota Bandung berkembang. Termasuk upaya regenerasi.
“Sebenarnya bisa mengoptimalkan program PIPPK,” cetusnya.
Merespon hal tersebut, Haru Suandharu menegaskan bahwa dirinya membawa visi Bandung Kota Kreatif Dunia. Artinya sudah pasti bakal menampung dan memperjuangkan pengembangan karya kreatif daerah. Termasuk di dalamnya warisan budaya.
Haru melanjutkan, untuk mencapai Kota Kreatif Dunia maka perlu sejumlah pembenahan. Tidak terkecuali dari urusan pengembangan budaya tersebut.
“Kami benahi dari unsur managerialnya, sarana, hingga persoalan pembinaannya,” cetusnya.
Lebih jauh, Haru juga menyampaikan bahwa pembenahan juga perlu dilakukan dari sisi tata kotanya. Itu untuk mendukung hadirnya iklim Bandung Kota Kreatif Dunia yang menjadi rujukan masyarakat.
“Kemacetan kota dibenahi, masalah sampah juga perlu diatasi. Termasuk konektifitas pusat – pusat pertunjukan. Lucu juga jika ada pentas Benjang tapi kanan kiri gunung sampah,” tuturnya.
Sumber : rri.co.id
Leave a comment