Perkembangan teknologi saat ini berdampak signifikan pada sektor transportasi, termasuk angkutan umum. Kemajuan tersebut telah membuat beberapa sektor transportasi publik, seperti angkutan kota (angkot), mengalami penurunan pendapatan.
Keluhan tersebut disampaikan para sopir angkot yang tergabung dalam Paguyuban Interaksi Antar Supir Angkot (Pintas) saat berdiskusi dengan calon Wali Kota Bandung, Haru Suandharu sekaligus ‘Ngabubur Bareng’ di Lapangan Gasmin, Antapani, Kota Bandung, Senin pagi (1/10).
Teten misalnya, ia mengeluhkan terkait peremajaan angkot yang cukup membebani sopir maupun pengusaha angkot. “Biaya peremajaan cukup berat kalau dibebani untuk sopir,” cetus sopir angkot trayek Caringin Sadang Serang tersebut.
Keluhan lain yang disampaikan para sopir angkot adalah terkait persaingan bisnis. Yakni hadirnya angkutan online yang cukup banyak menggerus pasar para supir angkot.
Merespons keluhan tersebut, Haru mengatakan, beberapa langkah perlu diambil untuk mengatasi masalah tersebut. Jika terpilih sebagai Wali Kota Bandung, salah satu rencana yang akan diusung adalah optimalisasi angkot sebagai moda transportasi antar jemput bagi anak sekolah.
“Selain peremajaan kendaraan, kami juga berencana untuk mengintegrasikan sopir angkot dalam skema transportasi antar jemput siswa sekolah, baik SD maupun SMP,” jelas Haru.
Haru menambahkan, pelibatan para sopir dan pengusaha angkot dalam program transportasi bertujuan untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung. Transformasi menuju transportasi publik yang lebih baik akan melibatkan semua pihak, termasuk pengusaha dan sopir angkot, agar tidak ada yang dirugikan.
“Kami ingin memastikan bahwa perubahan di sektor transportasi tidak menyebabkan korban di antara para pengemudi atau pemilik angkot. Transformasi harus dilakukan secara adil,” tegasnya.
Haru juga berjanji, bersama pasangannya Ridwan Dhani Wirianata, akan mencari solusi terbaik agar tidak ada sektor yang dikorbankan dalam proses pembangunan Kota Bandung. Menurutnya, pembangunan harus memberikan manfaat bagi semua pihak dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan (win-win solution).
“Kami berharap ada solusi yang saling menguntungkan. Pembangunan harus berjalan tanpa mengorbankan komponen apa pun dalam masyarakat,” tutupnya.
Sumber : rmoljabar.id
Leave a comment