Hari Anak Nasional menjadi momentum tepat untuk semakin mendekatkan diri kepada anak untuk lebih memahami, mengerti dan mengetahui apa yang menjadi keinginan anak.vPenegasan itu disampaikan Ketua DPW PKS Jawa Barat, Haru Suandharu.
menurut Kang Haru, sejatinya anak tetap memiliki privasi dan keinginannya masing-masing. Akan tetapi akibat ke khawatiran orang tua yang berlebih, kerap menjadikan orang tua over protektif terhadap anak yang akhirnya menabrak hak hak privasi dari seorang anak.
“Anak itu bukan punya kita, bukan juga property. Anak itu titipan, sebuah amanah. Jadi dia sama dengan kita, punya cita-cita, punya kehendak, privasi itu harus hormati semua,” terang Haru. Kamis (25/7/2024)
Meski begitu bukan berarti anak di biarkan begitu saja untuk tumbuh, dijelaskan Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Kang Haru, orang tua pun perlu senantiasa mengarahkan dan menjadi sahabat bagi anak dalam memantau tumbuh kembang mereka.
“Kita hanya perlu mengarahkan,” tambahnya.
Tidak hanya itu Kang Haru menyebut, cara mendidik maupun mengasuh anak perempuan dan laki-laki berbeda.
“Yang dibutuhkan oleh anak perempuan itu cinta kasih, kesabaran, lemah lembut. Tentunya beda dengan anak laki-laki,” imbuhnya.
Ia pun menyayangkan masih banyak di temukannya Gap antara orang tua dan anak akibat generation gap.
“Harus sering komunikasi agar tidak terjadi gap. Ditanya sukanya apa, hal apa yang saat ini tengah menjadi perhatiannya,” ucapnya.
Haru tak menampik, Indonesia menjadi negara yang kekurangan peran ayah atau fatherless karena berbagai faktor.
“Ada satu studi Indonesia bahwa negara ini fatherless. Artinya akan ada masalah baik kepribadiannya saat tumbuh kembangnya nanti. Ada yang orang tuanya bercerai atau hal lainnya,” jelasnya.
Padahal sosok Ayah bisa menjadi sosok yang komunikatif dan mencurahkan perhatian serta mendengarkan keluhan dan kegelisahan anaknya.
Sumber : rri.co.id
Leave a comment