Uncategorized

Kebijakan Cleansing Guru Honorer di Jabar, Anggota DPRD Jabar Dorong Audiensi dengan Para Guru

Kekurangan tenaga pengajar hingga harus mengangkat tenaga honorer di berbagai sekolah di daerah menuai pro dan kontra, Hal ini menuntut pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan cleansing.

Program tersebut dilakukan lantaran pengangkatan guru honorer diklaim tanpa seleksi yang jelas atau direkrut mandiri oleh sekolah.

Anggota DPRD Jabar, Haru Suandharu, mengatakan buntut dari kebijakan cleansing perlu adanya transparansi dari pemerintah.

“Bila pakai APBD, kuota tenaga pengajar bisa ditentukan oleh daerah itu sendiri. Toh, per tahun ini juga bisa disesuaikan dengan kemampuan daerah,” kata Haru, Senin (22/7/2024).

Kendati demikian, selama ini pemerintah pusat bersikukuh membayarnya melalui dana APBD baik Kabupaten, Kota dan Provinsi.

“Harus diklarifikasi bahasa cleansing itu, tidak dikasih jam mengajar. Mungkin bisa bertemu dengan komisi A/I di DPRD untuk audiensi,” ujarnya.

Skema dari awal, kata Haru, memang tidak ada honorer semua harus PPPK.

Haru menyangkan program cleansing yang dilakukan terhadap tenaga pengajar honorer tersebut.

“Cuma jangan dijepit begitu, perlu ada dialog dan keterbukaan pemerintah pusat, provinsi dengan guru honorer yang belum PPPK,” imbuhnya.

Dia mendorong perlu adanya solusi yang dilakukan pemerintah.

“Kalau diserahkan kepada guru yang sudah PNS perihal mengajar, mereka juga sebenernya berat bila tidak dibantu guru PPPK atau honorer,” ujarnya.

Selain itu, Haru mengimbau agar ada peningkatan kualitas dari guru PNS dan guru honorer diberikan kesempatan baik mendapat kuota PPPK maupun jam mengajarnya.

“Tapi kalau memang benar pemerintah tidak sanggup harus bicara apa adanya, jangan sistemnya begitu,” tegasnya.

BACA JUGA  Syaikhu dan Haru Sowan ke AMS, Siap Kolaborasi

Hematnya, para guru honorer tersebut bisa lebih diperhatikan di samping kuota untuk diangkat menjadi PPPK. Pasalnya, tenaga pengajar sejatinya membantu mencerdaskan anak-anak agar terdidik.

“Saya waktu di Bandung di Komisi A sering bertemu sama mereka, ya sama-sama membantu. Di sisi lain kadang lebih rajin dibanding guru tetap. Harusnya sama-sama rajin dan berkualitas dan anak tidak boleh jadi korban,” terangnya.

“Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) itu hal yang serius. Kita tidak ada gunanya membangun jalan, bandara, pelabuhan kalau kualitas SDM-nya rendah,” tutur Haru.

Kunci kualitas SDM, kata dia, salah satunya guru yang berkualitas.

“Artinya bukan hanya kesempatan atau status, tapi peningkatan keterampilan, profesionalisme, kesejahteraan adalah asas yang penting supaya mereka mengajarnya dengan tenang. Diberikan hak-haknya tapi kewajibannya harus dipenuhi,” kata Haru.

Dia menegaskan, memperhatikan kesejahteraan masyarakat sama dengan upaya mewujudkan cita-cita bangsa.

“Mencerdaskan kehidupan bangsa itu kuncinya adalah kualitas. Alhamdulillahnya ada tunjangan profesional kalau untuk PNS, hanya saya kira harus diselesaikan. Pemerintah itu harus tuntas, jadi jangan seperti menghindar dan dihadapi, kekurangan saat ini di mana,” jelasnya.

Sehingga, dia mendorong untuk melakukan dialog bersama anggota DPRD dan menjadi perhatian DPR-RI agar permasalahan di dunia pendidikan saat ini bisa tuntas. (*)

Sumber : ttps://jabar.tribunnews.com

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Uncategorized

UMKM Harus Maju, Haru-Dhani Beberkan Caranya

Sebagai tulang punggung perekonomian bangsa, tak salah jika UMKM sangat di harapkan...

Uncategorized

Haru Suandharu Berharap Menangi Pilwakot Bandung Usai Menang Nomor Urut 2

Pasangan calon wali kota Bandung Haru Suandharu-R. Dhani Wirianata mendapatkan nomor urut...

Uncategorized

Haru Merespon Positif Keluhan Warga di RSUD

Calon Wali Kota Bandung Haru Suandharu kunjungi kantor Pimpinan Daerah Persatuan Islam...

Uncategorized

Haru-Dhani Deklarasi Maju di Pilwalkot Bandung 2024, Didukung Enam Partai

Haru Suandharu dan Ridwan Dhani Wirianata resmi mendeklarasikan untuk maju di Pemilihan...