DPW PKS Jawa Barat menilai wacana penundaan pemilu hingga opsi sistem proporsional tertutup atau terbuka tidak produktif dibahas jelang pelaksanaan pemilu serentak tahun depan. Polemik itu dipastikan berpengaruh pada persiapan partai merealisasikan target yang sudah dicanangkan jauh-jauh hari.
Ketua DPW PKS Jawa Barat Haru Suandharu menilai, dua pilihan sistem pemilu, baik yang terbuka dan tertutup ada plus dan minusnya. Hanya, ia menyarankan pemilu tahun depan tetap menggunakan sistem terbuka.
Jangan jadi tidak pasti. Yang jelas para BCAD (bakal calon anggota dewan) yang baru, lebih bersemangat kalau proporsional terbuka, karena punya peluang, adanya wacana tertutup terbuka ditambah pemilu ditunda, itu sedikit banyak berpengaruh pada kinerja BCAD,” kata dia, Jumat (10/3).
Menurut Haru, perubahan aturan mengenai pemilu bisa dilakukan dengan perencanaan matang, atau di waktu yang tepat, seperti pembahasan UU Pemilu. Saat ini, semua terkesan mendadak.
Belum selesai dengan wacana tertutup, datang lagi soal penundaan pemilu. Ia tidak ingin semuanya jadi semrawut. Energi masyarakat, termasuk partai politik, pun makin terkuras. Padahal, penyelesaian permasalahan fundamental yang ada Indonesia tidak sedikit.
“Iya, belum lagi usul ada pemilu ditunda. Riweuh. Kami inginnya jangan menghabiskan energi untuk yang begini-begini. Membahas membangun bangsa menurut saya lebih menantang, dibanding membangun wacana yang begini (sistem pemilu tertutup dan penundaan pemilu),” tegas dia.
“Apalagi kalau yang bicaranya KPU, tentang proporsional terbuka tertutup, menurut saya nggak pantas. KPU pelaksana saja, melaksanakan UU, titik, nggak usah buka wacana. Regulasinya kerjakan, siapin dengan baik,” ia melanjutkan.
sumber : merdeka.com
Leave a comment